Jumat, 13 Januari 2012

Dahsyatnya sedekah

Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yg bersedekah?
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad sebagai berikut : Tatkala Allah SWT menciptakan bumi maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yg telah diberikan kepada ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yg lbh kuat dari pada gunung?” Allah menjawab “Ada yaitu besi” {Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenis yg terbuat dari besi}.
Para malaikat pun kembali berta “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yg lbh kuat dari pada besi?” Allah yg Mahasuci menjawab “Ada yaitu api” {Besi bahkan baja bisa menjadi cair lumer dan mendidih setelah dibakar bara api}.
Berta kembali para malaikat “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yg lbh kuat dari pada api?” Allah yg Mahaagung menjawab “Ada yaitu air” {Api membara sedahsyat apapun niscaya akan padam jika disiram oleh air}.
“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yg lbh kuat dari air?” Kembali berta para malaikta.
Allah yg Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab “Ada yaitu angin” {Air di samudera luas akan serta merta terangkat bergulung-gulung dan menjelma menjadi gelombang raksasa yg dahsyat tersimbah dan menghempas karang atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yg tengah berlayar tiada lain krn dahsyat kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yg teramat dahsyat}.
Akhir para malaikat pun berta lagi “Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yg lebih dari semua itu?” Allah yg Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab “Ada yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dgn tangan kanan sementara tangan kiri tak mengetahuinya.” Arti orang yg paling hebat paling kuat dan paling dahsyat adl orang yg bersedekah tetapi tetap mampu menguasai diri sehingga sedekah yg dilakukan bersih tulus dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan utk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yg ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adl hamba yg bersedekah tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenar selalu rindu akan pujian penghormatan penghargaan ucapan terima kasih dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik utk memamerkan segala apa yg ada pada diri kita ataupun segala apa yg bisa kita lakukan. Apalagi kalau yg ada pada diri kita atau yg tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Karena tak usah heran seorang hamba yg bersedekah dgn ikhlas adl orang-orang yg mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tak akan kalah oleh aneka macam selera rendah yaitu rindu pujian dan penghargaan.
Apalagi kedahsyatan seorang hamba yg bersedekah dgn ikhlas? Pada suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yg mengaku baru kembali dari kampung halaman di kawasan Jawa Tengah. Kedua kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yg dialami ketika pulang kampung dgn naik bis antar kota beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan bis yg ditumpangi terkena musibah bertabrakan dgn dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para penumpang yg duduk di kurs-kursi di dekat meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yg selamat bahkan tak terluka sedikit pun. Mereka itu ya kedua akhwat itulah. Kedua mengisahkan kejadian tersebut dgn menangis tersedu-sedu penuh syukur.
Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tak kurang suatu apa? Menurut pengakuan kedua ada dua amalan yg dikerjakan kedua ketika itu yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafazkan zikir.
Sahabat tidaklah kita ragukan lagi bahwa inilah sebagian dari fadhilah bersedekah. Allah pasti menurunkan balasan disaat-saat sangat dibutuhkan dgn jalan yang tak pernah disangka-sangka.
Allah Azza wa Jalla adalah Zat yg Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yg pada hampir tiap desah nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir tiap gerak-gerik kita tercermin amalan yg dilarang-Nya toh Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yg tiada terkira.
Segala amalan yg kita perbuat amal baik ataupun amal buruk semua akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yg kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah semua ini datang dari Allah yg Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dgn sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata krn Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.
Dari pengalaman kongkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadits seperti diuraikan di atas dgn penuh kayakinan kita dapat menangkap bukti yg dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya bahwa sekecil apapun harta yg disedekahkan dgn ikhlas niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya.
Inilah barangkali kenapa Rasulullah menyerukan kepada para sahabat yg tengah bersiap pergi menuju medan perang Tabuk agar mengeluarkan infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW “Perumpamaan orang-orang yg menafkahkan harta di jalan Allah adl seupa dgn sebutir benih yg menumbuhkan tujuh bulir pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan bagi siapa yg Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui” demikian firman-Nya .
Seruan Rasulullah itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dgn menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata “Ya Rasulullah. Harta milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan utk diri dan keluargaku sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah.” “Allah memberkahi apa yg engkau tahan dan apa yg engkau berikan” jawab Rasulullah.
Kemudian datang sahabat lain Usman bin Affan. “Ya Rasulullah. Saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yg belum mempunyainya” ujarnya.
Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun segera menyedekahkan satu dirham waktu malam satu dirham saat siang hari satu dirham secara terang-terangan dan satu dirham lagi secara diam-diam.
Mengapa para sahabat begitu antusias dan spontan menyambut seruan Rasulullah tersebut? Ini tiada lain krn yakin akan balasan yg berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Medan perang adl medan pertaruhan antara hidup dan mati. Kendati begitu para sahabat tak ada yg mendambakan mati syahid di medan perang krn mereka yakin apapun yg terjadi pasti akan sangat menguntungkan mereka. Sekira gugur di tangan musuh surga Jannatu na’im telah siap menanti para hamba Allah yg selalu siap berjihad fii sabilillaah. Sedangkan andaikata selamat dapat kembali kepada keluarga pun pastilah dgn membawa kemenangan bagi Islam agama yg haq! Lalu apa kaitan dengan memenuhi seruan utk bersedekah? Sedekah adl penolak bala penyubur pahala dan pelipat ganda rizki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir yg pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Arti Allah yg Mahakaya akan membalas hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah! Sahabat betapa dahsyat sedekah yg dikeluarkan di jalan Allah yg disertai dgn hati ikhlas sampai-sampai Allah sendiri membuat perbandingan sebagaimana tersurat dalam sebuah hadits yg diriwayatkan oleh Anas bin Malik seperti yg dikemukakan di awal tulisan ini.**
sumber : file chm bundel Tausyiah Manajemen Qolbu Aa Gym

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Ibnu Hajar - Premium Blogger Themes | Ma'had Miftahul Jannah