Jumat, 13 Januari 2012

Padang Arafah

Persis maghrib kami tiba di Arafah dan turun dari bis masuk ke area perkemahan kloter kami. Padang Arafah sudah bukan padang pasir luas tak berpohon lagi. Arafah masa kini sudah banyak ditumbuhi pohon dan begitu indah terutama saat kami sampai di lokasi. Kami sangat beruntung karena ritual baru akan dimulai besok siang tanggal 9 Zulhijjah, sementara kami sudah tiba sangat awal tanggal 8 maghrib. Seharusnya waktu yang begitu banyak ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk beribadah dan memohon ampun kehadirat-Nya.


Lihatlah semburat merah jingga di langit dengan latar belakang sebuah gunung saat kami menjejakkan kaki pertama kali di padang ini... sungguh indah.



Ini adalah suasana di jalan yang tertata rapi di area Arafah. Tampak light box berjajar menandakan nomor area kemah (maktab). Nomor ini akan terus dipakai hingga ke Muzdalifah dan Mina. Lihat juga pagar-pagar bercat putih yang sering kami sebut sebagai "kandang" karena disitulah jamaah akan dikandangkan ketika masuk dan keluar area nantinya. Pintu persis dibawah nomor adalah pintu exit/entrance langsung ke pintu bis. Masing-masing tim pengelola haji (muassasah) menghiasi areal mereka secantik mungkin, disini tampak mereka memberi hiasan lampu disepanjang pagar, meriah...


Di pinggir jalan sepanjang pagar, ada saja para penjual yang menjajakkan berbagai barang. Salah satunya pedagang yang berjualan batu cincin ini. Mereka bukan dari Indonesia, mereka juga ikut berhaji, tepatnya haji sambil berjualan. Atau... berjualan sambil berhaji? Wallahualam...


Begitu datang, kami langsung disuruh antri makan malam yang sudah tersedia. Rekan saya Husni Mubarak berpose sambil antri. Lihat juga betapa panjangnya antrian makan ini. Tenda di belakang adalah tempat makanan semi prasmanan yang disediakan panitia. Makanan tersedia berlimpah, termasuk buah dan minuman, jadi jangan kuatir... Antrian juga relatif cepat dan kalau mau tidak antri, tunggu sekitar setengah sampai satu jam setelah peak hour, maka antrian akan tidak ada lagi...


Saat pagi datang, saya sempatkan diri untuk jalan keliling perkemahan sejenak. Ternyata di bagian belakang area kemah kami terdapat area kemah jamaah Malaysia. Lihat hiasan dan benderanya yang sedikit berbeda. Lihat juga tas biru berbendera Malaysia yang dibawa jamaah di latar depan. Itulah ciri khas jamaah saudara Melayu kita ini...


Antri lagi untuk makan pagi di tanggal 9 Zulhijjah. Lihat para petugas katering yang sebagian besar orang Indonesia. Mereka kerja sambil berhaji juga, tampak petugas juga pakai pakaian ihram. Tenda makan diberi tanda maktab dan kloter, jadi hanya jamaah dari kloter itu yang dapat makan disini. Sejak kemarin sore hingga pagi dan siang ini, ratusan ribu jamaah diluar kemah kami terus berdatangan dari Mekkah dan Mina. Kami sungguh beruntung karena sempat istirahat semalam penuh di tanah suci ini...


Suasana pagi menjelang siang didalam perkemahan, tampak sibuk, biasanya jamaah pergi ke WC. Masing-masing kloter kebanyakan membawa spanduk identitas yang dipasang didepan tenda mereka. Ini untuk memudahkan jamaah mereka menemukan tendanya masing-masing.


Di depan tenda diletakkan banyak termos besar yang berisi botol air mineral yang diberi es batu. Jadi jamaah dengan mudah mencari air dingin dimana saja. Ketersediannya lumayan bagus, walau kadang-kadang kosong, tapi dalam waktu tidak terlalu lama akan diisi kembali oleh petugas. Tampak juga bahwa pepohonan di sela-sela tenda sangat membantu mengurangi panas dari terik matahari.



Bagian kedua dari laporan pandangan mata selama di padang Arafah. Lihat bagian 1 dari tulisan ini.


Setelah makan siang, tampak rekan jamaah Surabaya ngobrol lepas didepan tendanya. Ini pemandangan biasa, terutama bagi jamaah perokok. Lihat juga bahwa spanduk yang dibawa ternyata ada pesan sponsornya :-)



Suasana lorong antar tenda. Sebelah kiri adalah kloter dari Natuna, sebelah kanan adalah kloter kami dari Balikpapan/Samarinda. Lihat juga tumpukan sendal didepan pintu tenda.


Suasana antri didepan WC. Insya Allah fasilitas yang ada sangat mencukupi dan memadai. Air berlimpah, WC relatif bersih. Namun di saat-saat tertentu memang terdapat antrian cukup panjang... sabar...


Tenda jamaah dari Jakarta. Kalau tidak salah, seorang teman bilang bahwa ini adalah kloter seorang artis penyanyi yang bernama Giring Nidji. Saya sendiri tidak bertemu...


Suasana siang menjelang sore, setelah jamaah sholat zuhur jama' ashar dan mendapat khutbah Arafah. Seluruh jamaah juga sudah makan siang, suasana cukup sepi karena sebagian besar khusyu' berdoa didalam tenda...


WC lain di pojok area kemah kami... tetap ramai juga...


Suasana dapur umum yang menggunakan panci-panci raksasa. Para tukang masak sebagian besar didatangkan dari Indonesia. Makanannya bagi saya enak dan pas di lidah. Ada sayur dan biasanya selalu pakai daging sapi atau ayam.


Suasana pinggiran perkemahan menjelang sore. Banyak jamaah yang memisahkan diri dari tenda membawa tikarnya untuk lebih khusyu' berdoa. Memang didalam tenda relatif lebih banyak gangguan karena lebih ramai. Tenda-tenda individual itu adalah para jamaah entah dari mana yang memanfaatkan lahan kosong di sela-sela perkemahan resmi.


Disinilah waktu sekitar 6 jam yang paling pas untuk meminta kehadirat-Nya. Disinilah nikmatnya kita mendekatkan diri dan meminta tolng ke sang Rabb... Baca tulisan blog rekan saya H. Sigit Sigalayan tentang waktu yang sangat berharga ini.


Maghrib tanggal 9 Zulhijjah ini, kami dipanggil untuk bersiap menuju Muzdalifah.

1 komentar:

sigalayan mengatakan...

Subhanallah, merinding saya ... review yang lengkap

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Ibnu Hajar - Premium Blogger Themes | Ma'had Miftahul Jannah