Mengapa Allah menciptakan iblis dan setan ? Jangankan manusia, iblis
pun menjadikan pertanyaan semacam ini menjadi sarana untuk menyesatkan
manusia, anda dapat baca kembali keberatan-keberatan iblis yang
disampaikannya kepada malaikat, sebagaimana diilustrasikan oleh
Asy-Syahrastani.
Ibnu Al-Qayyim, pakar hukum Islam bermazhab Hambali dalam bukunya,
"Syifa' Al-Ghali" menulis bahwa hikmah yang dapat ditarik dari
penciptaan iblis dan setan tidak dapat diuraikan seluruhnya, kecuali
oleh Allah Swt. Sebagian dari hikmah tersebut dalam pandangan pakar ini
antara lain adalah :
Dengan adanya setan dan iblis, maka manusia berjuang menghadapi musuh
Allah dan musuh manusia itu, dan dengan demikian ia dapat meraih
kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah. Dengan adanya iblis dan
setan, manusia memanjatkan permohonan perlindungan kepada Allah,
sehingga sekian keburukan dapat ditampik dan banyak kemaslahatan dapat
dipetik. Dengan adanya iblis dan setan serta sanksi yang diperolehnya,
bertambah rasa takut dan pengabdian malaikat dan orang-orang beriman
kepada Allah. Mereka takut jangan sampai mendapat murka, sebagaimana
iblis. Dan ini pada gilirannya menambah pula pengabdian mereka.
Disamping itu, peristiwa yang dialami iblis itu dapat menjadi pelajaran
berharga bagi setiap hamba Allah. Masih banyak yang diuraikan oleh ulama
ini, tetapi yang terpenting di antaranya adalah, bahwa kehadiran iblis
dan setan merupakan salah satu kodrat Ilahi dan bahan ujian bagi
manusia.
Allah SWT menciptakan banyak makhluk, antara lain menciptakan makhluk
yang hanya dapat taat kepada-Nya, yakni malaikat, ada juga yang tidak
dapat taat atau tidak juga durhaka, seperti benda mati, tumbuhan dan
binatang. Jenis ketiga adalah yang berpotensi taat atau durhaka, itulah
manusia dan jin. Tidak nampak kesempurnaan kekuasaan kodrat Ilahi jika
jenis ketiga ini tidak tercipta. Sebagian dari jenis ketiga inilah yang
menjadi setan. Jawaban ini, berpangkal pada pandangan tentang kekuasaan
dan kesempurnaan Allah SWT dalam menciptakan aneka makhluk.
Adapun kehadiran iblis dan setan sebagai ujian, maka penjelasan adalah
sebagai berikut : Seperti di maklumi makhluk hidup jelas lebih mulia
daripada makhluk tak bernyawa yang bertanggung jawab dari makhluk hidup
seperti jin dan manusia lebih utama dari yang tidak bertanggung jawab,
seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Yang mampu mempertanggung jawabkan
setiap tindakan lebih tinggi kedudukannya dan lebih mulia disisi Allah
dari makhluk hidup yang gagal mempertanggung jawabkan
tindakan-tindakannya. Nah dari sini kemudian muncul pertanyaan :
Bagaimana mengetahui yang gagal dan yang berhasil ? Tentulah melalui
cobaan dan ujian ! Oleh sebab itu kehidupan manusia dan jin sebagai
makhluk bertanggung jawab tidak luput dari ujian dan cobaan, ini
merupakan suatu keniscayaan.
"(Allah)Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kami, siapa
diantara kami yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun" .(QS. Al-Mulk 67:2)
"Apakah kami mengira, bahwa kami akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang sabar".(QS. Al-Imran 3:142)
Salah satu cara Allah melakukan ujian adalah dengan menciptakan penggoda
yang dalam hal ini adalah setan. Disisi lain, manusia mendambakan
kebajikan dan kebahagiaan. Bagaimana mungkin kita mengetahui kebaikan
kalau tidak ada kejahatan ? Bagaimana kita merasakan nikmatnya kejujuran
dan ketulusan, kalau tidak pernah tahu atau mengalami pengkhianatan dan
keculasan ? Jika demikian, harus ada yang tampil, bukan saja dalam
bentuk buruk, tetapi juga mengantar orang lain menjadi buruk, dan itulah
setan. Sungguh tepat ungkapan yang menyatakan : Manusia mengenal
kebaikan, sejak ia mengenal setan. Bagi makhluk yang diuji manusia atau
jin kebaikan bukan sekedar menjauhi keburukan atau ketidakmampuan
melakukannya. Kebaikan dalam konteks ujian Allah adalah kemampuan
melakukan yang baik dan yang buruk kemudian memilih untuk melakukan yang
baik ditengah rayuan. Disanalah terletak keunggulan manusia atas
malaikat, sehingga mereka diperintahkan sujud kepada Adam.
Kalau demikian, adanya setan penggoda merupakan keniscayaan yang
diakibatkan oleh kehendak Allah menguji manusia. Karena itu pula manusia
tidak dapat melihat setan atau jin paling tidak dalam bentuk aslinya.
Bagaimana mungkin ia diperlihatkan kalau tujuan penciptaannya adalah
ujian ? Apakah anda menduga ada yang akan mengikuti atau memperkenankan
ajakannya jika diketahui bahwa yang diikuti dan yang mengajak adalah
musuh yang akan menjerumuskan ? Pasti tidak akan ada. Kalau pun ada,
maka ia tidak mengalami ujian.
Selanjutnya harus ditegaskan, bahwa keberadaan setan perayu dan penggoda
adalah kehendak Allah jua. Bacalah Quran surah Al-An'am 122.
Sungguh menarik Taufik Al-Hakim yang berjudul "Asy-Syahid" (Sang
Syahid). Sastrawan Mesir kontemporer ini menggambarkan peranan iblis
dipentas kehidupan. Ia menggambarkan iblis berkunjung kepada
pemuka-pemuka agama yang melaknat dan mengutuknya supaya mereka memberi
saran agar taubatnya dapat diterima Allah. Semua pemuka agama tidak
mengetahui bagaimana menghadapi permintaannya dan apa yang harus mereka
lakukan. Jeremb jika diterima taubat iblis, apa jadinya dan bagaimana
kesudahan kepercayaan tentang dosa warisan dan jalan keselamatan yang
merupakan dampak dari dosa iblis. Begitu fakir pendeta kristen, Rabi
Yahudi pun tidak berdaya, karena pada benaknya berkata: Bila taubat
iblis diterima, dimana lagi tempat orang-orang Yahudi yang merupakan
bangsa pilihan Tuhan, diantara bangsa-bangsa lain yang disesatkan iblis ?
Imam besar Islam pun tidak berdaya, Karena kalau taubat iblis diterima
Bagaimana jadinya perintah berta'awuz / memohon perlindungan Allah dan
setan terkutuk ? Mendengar semua itu, iblis berteriak "Eksistensi saya
diperlukan untuk wujudnya kebaikan; jiwa saya yang penuh kegelapan harus
terus demikian agar dapat merefleksikan bahaya Ilahi". Ketika itu,
tulis Taufik Al-Hakim , iblis menangis, maka berjatuhanlah meteor-meteor
menimpa kepala hamba-hamba Tuhan. Malaikat Jibril melarangnya menangis.
Iblis dengan putus asa turun ke bumi dan ketika itu keluarlah dari
dadanya hembusan nafas yang selama ini tertahan, di ikuti gemanya secara
serentak oleh bintang-bintang dan benda-benda langit memperdengarkan
ucapan : "Sayalah sang syahid,... Sayalah sang syahid."
Abas Al-Aqqad dalam bukunya "Tarjumat Syaithan" (Biografi setan)
memberikan ilustrasi lain lagi. Disana pakar Mesir kenamaan itu
menunjukkan keniscayaan setan dalam kedurhakaan. Ilustrasi Al-Aqqad
membuktikan, bahwa keinginan Iblis untuk bertaubat seperti dilukiskan
Taufik Al-Hakim, walaupun seandainya dikabulkan Tuhan , tidak akan
berhasil " Seorang setan pemula jenuh dengan kehidupan ala setan yang
penuh dengan kedurhakaan. Ia tidak lagi berminat merayu dan menggoda
manusia, setelah melihat sikap dan keadaan manusia yang taat dan yang
durhaka hampir-hampir sama saja. Allah menerima taubatnya dan setan
pemula itu dimasukkan Allah ke surga. Tetapi dasar setan ia kembali
jenuh dengan aneka kenikmatan surgawi, tasbih dan tahmid, serta
ibadahnya yang dilakukan disana. Dia mengharap dapat menuju kehadirat
Tuhan karena dia tidak dapat melihat Kesempurnaan Tuhan tanpa
menuntutnya. Dengan demikian, di surga pun ia durhaka dan membangkang .
Akibat kedurhakaannya Allah mengubah tubuhnya menjadi batu. Disini
sekali lagi dasar setan, dia menggoda manusia dengan keindahan yang
terpancar melalui patung dan aneka seni".
Ilustrasi ulama yang berkecimpung dalam bidang riwayat, lain pula .
Pakar hadist Badruddim Asy-Sybili dalam bukunya "Akaam Al-Marjaan"
meriwayatkan kisah panjang pertemuan iblis dengan Nabi Nuh As. Akhir
dikisahnya menjelaskan , bahwa iblis bertanya kepada Nabi Nuh As, apa
yang harus ia lakukan agar taubatnya dapat diterima Allah ? Nabi Nuh As
bertanya kepada Allah dan mendengar jawaban-jawabannya: Perintahkan ia
sujud ke kuburan Adam ! Setelah Nabi Nuh menyampaikan jawaban itu ,
iblis menggelengkan kepala sambil berkata: "Sewaktu hidup Adam pun aku
telah enggan sujud kepadanya, apalagi setelah kematiannya."
Walhasil kita dapat berkata ilustrasi ulama terdahulu atau sastrawan
modern, kesemuanya berakhir pada kesimpulan bahwa kehadiran iblis dan
setan merupakan suatu keniscayaan.
Keniscayaan itu dikehendaki Allah karena hanya dengan demikian manusia
mengenal kebaikan. Atas kehendak-kehendaknya juga terjadi pertarungan
antara penganjur kebaikan dibawah pimpinan oleh setan, karena hanya
dengan demikianlah dapat diketahui kualitas manusia. Hal ini pada
gilirannya musuh diharapkan dapat mengantar manusia menyadari musuh yang
dapat mengantarnya kepada kebinasaan hidup di dunia dan di akherat.
Sabtu, 14 Januari 2012
Mengapa iblis dan syetan diciptakan ?
09.22
Ardhia Pramesti
No comments
0 komentar:
Posting Komentar