Pengusaha kuningan asal Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang itu memberi uang sesuai dengan tingkatannya. Warga desa Bedono diberi Rp 120 ribu (dewasa) dan Rp 50 ribu (anak-anak). Sementara, warga desa lain diberi Rp 45 ribu (dewasa) dan Rp 15 ribu (anak-anak).
"Uang yang saya sediakan Rp 1,3 miliar. Kalau kurang, saya masih punya simpanan uang cash," katanya di sela-sela pembagian zakat di Ponpes Miftahul Jannah, Desa Bedono, Jumat (26/9/2008).
Mantan Kepala Desa Bedono itu memang biasa membagikan zakat mal pada hari Jumat menjelang Lebaran. Dua tahun terakhir, sekitar 6 ribu warga antre mendapatkan zakat.
"Saya lebih senang memberi langsung kepada warga agar doanya sampai ke saya. Dengan penjagaan, semuanya berlangsung baik," kata lelaki berjengot yang enggan diungkap identitas pribadinya ini.
Meski jumlah pengantre mencapai ribuan orang, pembagian zakat tersebut berlangsung tertib. Penjagaan dilakukan berbagai unsur, mulai dari kepolisian, Satpol PP hingga santri-santri ponpes tersebut.
Personel polisi disebar di sela antrean, pintu gerbang dan jalan di depan Ponpes Miftahul Jannah, tempat pembagian zakat dilakukan. Ribuan warga yang memadati halaman ponpes sejak pagi, 'terpaksa' antre agak teratur.
Keriuhan sempat terjadi saat zakat hendak dibagikan. Pihak ponpes menggunakan pengeras suara untuk memeringatkan warga yang saling berdesakan. Namun situasi masih terkontrol. ( try / asy )
0 komentar:
Posting Komentar